Empat Ruas Tol Baru Ini Diprioritaskan untuk Swasta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan mengadakan penjajakan minat pasar (market sounding) Empat ruas jalan tol sepanjang 424,27 km, dengan mengundang para investor dan stakeholder lainnya, Kamis (21/11) bertempat di Auditorium Kementerian PUPR. Acara ini dilaksanakan untuk menjaring masukan, tanggapan dan minat dari investor terhadap proyek yang di kerjasamakan ujar Reni Ahiantini, Direktur Pelaksanaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan dalam laporannya.
Keempat ruas jalan tol tersebut antara lain Jalan Tol Solo - Yogyakarta - NYIA Kulon Progo 93,14 km dengan biaya 28,58 Triliun, Jalan Tol Yogyakarta - Bawen 76,36 km dengan biaya 17,38 triliun, Jalan Tol Gedebage- Tasikmalaya - Cilacap 206,65 km dengan biaya sebesar 57,594 triliun dan Jalan Tol Makassar-Maros-Sungguminasa-Takalar (Mamminasata) sepanjang 48,12 km dengan biaya 9,41 Triliun.
Menteri Basuki meyakini, pembangunan infrastruktur akan memberikan efek berantai. Menurutnya, dengan ketersediaan konektivitas yang lebih baik, maka investasi dan penciptaan lapangan kerja akan menjadi lebih baik. Menariknya, empat tol ini diharapkan Basuki bisa diambil oleh pihak swasta bukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saja.
"Swasta akan didahulukan, kini siapapun yang punya uang yang lebih dan cukup bisa ikut ambil bagian, daripada uangnya dibawa ke luar negeri. Kini di Indonesia pun banyak sekali investasi yang menarik," kata Menteri Basuki.
Demi mendapatkan investor swasta, menurut Basuki, dirinya juga siap melakukan relaksasi dalam investasi di berbagai bidang infrastruktur kalau memang dianggap menyulitkan. Meski begitu, saat ini Menteri Basuki yakin, kalau regulasi yang disiapkan sudah sangat lengkap dan tidak akan menyulitkan. Basuki juga memastikan akan memberikan previlege yang sama seperti yang diberikan kepada BUMN.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Basuki juga menyampaikan bahwa Kementerian PUPR melalui Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan serta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) akan mengundang pemrakarsa untuk menyusun studi kelayakan (feasibility study) dengan jangka waktu tertentu. Sebagai prioritas pertama akan diberikan kepada perusahaan swasta nasional sebelum ditawarkan kepada BUMN.
“Saya ingin prosesnya dibalik, diberi dulu hak pemrakarsa baru dilakukan studi kelayakan. Dengan demikian ada kepastian bahwa yang melakukan studi adalah pemrakarsa,” kata Menteri.
Basuki menjelaskan kalau jangka waktu yang diberikan tidak akan lebih dari enam bulan saja. Untuk diketahui, Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulon Progo akan tersambung dengan jalur Trans Jawa Semarang–Solo, terutama ruas Yogyakarta-Bawen sekarang kondisinya sering terjadi kemacetan akibat banyaknya angkutan logistik. Nanti dengan adanya Tol Yogyakarta-Bawen maka ruas Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) sebagai kawasan segitiga pertumbuhan di Jawa Tengah-DIY akan tersambung. Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap nantinya akan membuka akses bagian selatan Jawa Barat sehingga akan tumbuh pusat-pusat ekonomi baru, terutama dari sektor pariwisata.
Hadir dalam acara tersebut, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Eko. D Heripoerwanto, serta para para pejabat tinggi madya dan para pejabat tinggi pratama di Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan serta para pejabat administrator dan pejabat pengawas di lingkungan Direktorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan. (FEN)