PINA Center for Private Investment Gelar Penandatangan Perjanjian Pendahuluan Dengan Investor dan Investee dalam Fasilitasi Pembiayaan Inovatif Non APBN
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Eko D Heripoerwanto menyaksikan Penandatanganan Perjanjian Pendahuluan antara PT. Jasa Marga (Persero) Tbk dengan PT. China Communications Construction Indonesia (CCCI) serta PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT. Jasa Sarana dengan PT. ICDX Logistik Berikat (ILB) Kamis (14/10) bertempat di ruang rapat Benny S. Muljana, Gedung Bappenas Jakarta.
Dalam penandatanganan Perjanjian Pendahuluan tersebut, Bahwa struktur pendanaan yang difasilitasi PINA Center for Private Investment, antara lain terdiri atas direct equity financing yang dilakukan PT.Jasa Marga (Persero) Tbk dengan PT. CCCI senilai Rp. 23,3 Triliun.
Sementara itu, PT.Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT.Jasa Sarana menandatangani perjanjian pendahuluan dengan PT.ILB, dimana struktur pendanaannya mengunakan customized supply chain financing dengan nilai total Rp. 5 triliun untuk PT.Wijaya Karya Tbk dan Rp. 1 Triliun untuk PT. Jasa Sarana. Struktur customized supply chain financing ini adalah inovasi skema keuangan terbaru dari PINA Center for Private Investment yang diharapkan dapat menambah ruang modal kerja bagi BUMN/BUMD, juga fleksibilitas dalam leverage dan cashflow karena fleksibilitas dalam tenor dan bentuk pelunasannya.
Pemerintah Indonesia, Melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan mengacu kepada Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, membentuk unit Fasilitasi Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) pada pertengahan 2017 yang berfungsi utama menghasilkan pembiayaan kreatif berbasis non anggaran Pemerintah.
Kehadiran Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) Center for Private Investment merupakan suatu inovasi yang menjadi kata kunci dalam mendorong pembiayaan kreatif untuk menopang pembiayaan infrastruktur yang sangat masif. Tanpa inovasi, pembiayaan akan sulit mewujudkan target pembangunan infrastruktur di seluruh wilayah Indonesia.(FEN)