Kementerian PUPR Bersama Dengan Para Stakeholder Kembangkan Konsep Green Affordable Housing
Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direkorat Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan (DJPI), bersama dengan para stakeholder bidang perumahan mengembangkan konsep Indonesia Green Affordable Housing Program (IGAHP). Untuk mewujudkan konsep Green Affordable Housing tersebut, DJPI mengadakan webinar On Sustainable Housing Design and Finance dalam rangka sharing knowledge dan juga mencari masukan dari Japan Housing Finance Agency, Praktisi dari Hiroshima University dan juga para stakeholder lainnya, Selasa (09/08/2022).
Pada sambutannya, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Perumahan, DJPI, Haryo Bekti mengatakan bahwa sebagai salah satu upaya dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca dan juga mengurangi dampak dari perubahan iklim, Kementerian PUPR mendorong implementasi pembangunan perumahan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. “Hal ini dapat diwujudkan melalui pembangunan program perumahan hijau yang terjangkau atau Indonesia Green and Affordable Housing Program”, ujar Haryo Bekti.
Konsep IGAHP terdiri beberapa komponen yaitu pembiayaan perumahan (housing finance) yang mencakup demand side dan juga supply side, konsep baru green housing, green housing adaptation, sampai dengan pengeluaran tematik bonds/obligasi. Sementara itu, harapannya dengan adanya konsep IGAHP dapat menghemat air minimum 20%, hemat energi minimum 20%, dan juga dapat mengurangi efek rumah kaca sebesar 29%.
Adapun dasar hukum yang melandasi pengembangan konsep Green Affordable Housing di Indonesia adalah pemenuhan tujuan SDGs dan juga Paris Climate Agreement. Selain itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono telah menyatakan dukungannya terkait dengan pengurangan emisi arbon pada Ministrial COP26, Tahun 2021, yang menyatakan “Kementerian PUPR berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon melalui pembangunan infrastruktur yang mengadopsi prinsip pembangunan Gedung hijau, serta pemanfaatan energi terbarukan dalam pengoperasian dan pemeliharaan”, ujar Basuki.
Selanjutnya, Tetsu Kubota dari Horishima University, dalam paparannya mengatakan bahwa ada hal lain yang lebih penting dalam mengembangkan perumahan yang berkelanjutan dibandingkan hanya menitikberatkan kepada faktor kualitas semata. “Hal lain yang lebih penting dalam mendukung perumahan yang berkelanjutan adalah passive cooling, adaptasi, keberlanjutan material, keterjangkauan dan implementasinya,” ungkap Tetsu.
Di sisi lain, Jepang memiliki Japan Housing Finance Agency (JHFA), yang memiliki lingkup bisnis meliputi Securitization Support, Housing Loan Insurance, Loan Origination dan Promotion of Quality Housing. Di dalam skema pembiayaan perumahan, JHFA memiliki skema pembiayaan dengan reduced interest rate yang terbagi menjadi dua:Flat 35 dan 35S dengan jangka waktu sampai dengan 35 Tahun. Hal tersebut disampaikan oleh Ryo Ueki dari JHFA.
Hasil dari webinar ini dapat dijadikan masuskan untuk memperkuat ruang lingkup, target, struktur dan keterlibatan para stakeholder dalam mewujudkan IGHAP.